Jakarta, 24/07/2013, Hingar bingar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh setiap tanggal 23 juli dilakukan di hampir seluruh pelosok negeri, baik di pusat Kota maupun di daerah-daerah.

image

Hal ini di satu sisi menunjukkan telah adanya kesadaran para pemangku kepentingan terkait dengan perlindungan anak. Sayangnya acara-acara peringatan HAN masih sangat bersifat ceremonial dan hampir tidak membekas menjadi program yang dapat diteruskan oleh kementerian/lembaga atau bahkan oleh pemerintah daerah.

Tema-tema yang diangkat setiap tahun juga seringkali tidak mencerminkan kebutuhan anak-anak, bahkan jauh dari harapan atau tidak menjawab permasalahan anak-anak. Akibatnya peringatan HAN yang menguras anggaran negara baik APBN/APBD tersebut hanya dinikmati oleh segelintir anak-anak dalam suasana yang tidak nyaman, tegang dan sangat protokoler.

Tokoh-tokoh yang hadir adalah orang-orang dewasa yang justru mendominasi acara, bahkan seakan hanya untuk menyenangkan para hadirin dan pejabat yang hadir pada acara tersebut, dan bukan untuk anak-anak.

Anak-anak yang selama ini mengalami berbagai hambatan, marginal dan dianggap tidak ber’label’ sangat sulit untuk bergabung di dalamnya. Kebanyakan kegiatan dilakukan di gedung-gedung yang tidak mampu untuk dijangkau oleh semua anak-anak kelompok ini yang sesungguhnya juga punya hak dan berkeinginan untuk mengikutinya.

Hal ini sungguh ironis, anak-anak inilah yang harusnya memiliki harinya, mereka semestinya bisa tersenyum, bergembira dan menikmati semua rangkaian acara puncak peringatan HAN, tapi kenyataannya jauh dari harapan. Bahkan boleh jadi mereka tidak mengerti kalau hari itu merupakan hari yang diperuntukkan bagi seluruh anak-anak Indonesia. Sebagian mereka juga tidak ambil pusing dengan suasana  tersebut, toh… pada kenyataannya nasib mereka juga tidak pernah berubah atau setidaknya diperhatikan.

Mereka tetap menempati jalanan sebagai anak-anak jalanan, anak-anak pemulung, anak-anak keluarga miskin, anak-anak yang menderita kurang gizi, pekerja anak yang sebagian pada situasi berbahaya, korban kekerasan yang tidak ada layanan memadai, anak-anak yang bingung akibat percerian kedua orang tuanya, anak konflik hukum yang tetap mendekam di penjara-penjara kumuh dan masih banyak lagi entitas anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus.

Pada momentum peringatan hari anak nasional tahun 2013 ini Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) sebagai sebuah organisasi independen dalam pemenuhan hak-hak anak ingin mengingatkan kepada semua pihak, bahwa acara peringatan HAN hendaknya merupakan even untuk menjawab semua masalah prioritas anak-anak bangsa.

Anak-anak juga sudah seharusnya tidak hanya menjadi penonton, berbaris dan bertepuk tangan untuk menyambut para tokoh dan pejabat yang hadir, namun mereka benar-benar memiliki atas harinya ini. Komnas Anak, pada kesempatan ini juga ingin melakukan koreksi atas pelaksanaan acara HAN yang hanya teresan untuk menggugurkan kewajiban, sekaligus mendorng semua pihak terutama pemerintah untuk melibatkan semua komponen anak yang selama ini mengalami hambatan khusus.

image

Komnas Anak juga ingin memberikan sebuah contoh bagaimana peringatan HAN itu seharusnya dilakukan dengan tidak membatasi keterlibatan anak-anak marginal atau pinggiran. Hal ini sekaligus untuk mengetuk pintu hati para pemegang kebijakan dan pelaksana peringatan HAN agar semakin membuka mata hati agar lebih arif, sehingga lebih berdampak langsung bagi perbaikan nasib anak-anak. Sebagai tindakan nyata, pada peringatan HAN tahun ini kami akan menyelenggarakan kegiatan bersama anak-anak marginal dalam suasana ramadhan, yaitu; Peringatan HAN di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang Bekasi bersama 500 anak-anak marginal dan kaum dlu’afa. Kegiatan ini akan dimulai pukul 16.00 s/d 18.30 dengan serangkaian permainan, dongeng, kuis, nyanyi, tausiyah, buka puasa bersama dan diakhiri sholat maghrib berjama’ah.

image

Acara ini    juga akan melibatkan para pemerhati anak serta para publik figur lainnya. Seluruh kegiatan akan dipusatkan di lokasi Sekolah Dinamika Indonesia, Jl. Pangkalan V Timur No. 5 Rt. 01, Rw. 04 Ciketing Udik, Bantar Gebang Bekasi.

Mudah-mudahan sekaligus bisa  menjadi koreksi atas penyelenggaraan peringatan Hari Anak Nasional yang selama ini dilakukan. Mohon teman-teman media untuk membantu memberitakannya, agar dapat dipahami oleh banyak pihak guna mendorong bagi lahirnya kesadaran untuk perubahan.